2015, industri asuransi syariah bisa tumbuh 25%

  • 18 Nov 2014 10:47
  • Berita
  • 0 komentar

Tahun kuda kayu memang bukan tahun keberuntungan industri asuransi syariah. Namun, jangan berkecil hati dulu, bisnis asuransi syariah tahun depan diprediksi kembali menggeliat, bahkan bersamaan dengan masuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Shaifie Zein, Penasehat Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) dan mantan Ketua Umum AASI mengatakan, apabila pertumbuhan aset asuransi syariah hingga akhir tahun nanti tidak akan lebih dari 20%, tidak demikian halnya di tahun 2015 mendatang.

“Kenapa? Karena, minat masyarakat pada asuransi meningkat pesat. MEA membuat mata masyarakat akan semakin terbuka terhadap pentingnya asuransi. Apalagi, sebanyak 80% masyarakat kita belum memiliki asuransi,” ujarnya ditemui KONTAN, kemarin.

Optimisme lainnya, sambung dia, kehadiran pemain baru di industri asuransi syariah, seperti Jasa Raharja Putra Syariah (unit usaha) dan Wahana Tata (unit syariah) yang akan meramaikan aktivitas usaha. Di samping, tentunya, penguatan pasar dari pelaku-pelaku yang sudah ada.

Kendati demikian, Shaifie mengingatkan, industri asuransi syariah juga memiliki tantangan, antara lain penyesuaian diri terhadap regulasi yang terus berkembang, kompetisi bisnis yang semakin ketat dan kurangnya sumber daya insani dan tenaga ahli, serta eksposur risiko yang masih mini.

“Tidak hanya itu, menghadapi MEA, industri asuransi syariah juga masih harus membesarkan diri karena skala saat ini masih sangat kecil. Aset perusahaan asuransi syariah rata-rata masih kecil. Apalagi, literasi keuangan masyarakat masih rendah akan asuransi syariah,” pungkasnya.

Sekadar informasi, sampai separuh pertama tahun ini, industri asuransi syariah membukukan premi bruto sebesar Rp 4,479 triliun dengan total aset Rp 19,681 triliun. Dari sisi premi, penetrasi asuransi syariah masih berkisar 0,09%. Sementara, dari sisi aset, penetrasinya sebesar 0,40%.

Sumber: keuangan.kontan.co.id

0 komentar

Kirim Komentar